Jakarta - Kisah sukses yang menginspirasi banyak datang dari berbagai kalangan. Salah satunya dari pedagang bakso sukses yang berpenghasilan jutaan rupiah. Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Kalimat itulah yang tepat untuk menggambarkan kisah para pedagang bakso yang sukses ini. Berawal dari usaha kecil-kecilan, kini mereka berhasil mengembangkan usahanya hingga menjadi besar. Jatuh bangun ketika berjualan bakso tentu dialami. Namun, yang terpenting adalah rasa pantang menyerah dan kemauan untuk menjadi sukses. Itulah yang tertanam dibenak mereka hingga mengantarkan ke gerbang kesuksesan. Kini, pedagang bakso sukses itu berhasil mendirikan tempat makan dengan banyak cabang. Bahkan ada yang berada di luar negeri. Berikut 5 kisahnya. - 1. Bakso Kuto Cak To Seorang pria yang akrab dipanggil Cak To mendapat sebutan juragan bakso setelah menjadi sukses dari hasil jualan baksonya. Cak To menceritakan bahwa dibalik kesuksesan menjadi pedagang bakso ia melewati jatuh bangun. Ia sempat berjualan kaos, tempe penyet hingga kedai kopi, tetapi keberhasilan belum berpihak kepadanya. Setelah ia menikah, kemudian ia terpikirkan untuk membuka usaha bakso bersama istrinya. Bakso yang ditawarkan oleh Cak To merupakan perpaduan antara bakso Malang dan Bakso Solo, oleh karena itu baksonya berbeda dengan bakso yang lain. Semakin hari, usahanya tersebut kian berkembang hingga ia berhasil mendirikan kedai bakso. Kedai bakso itu diberi nama Bakso Kuto Cak To yang memiliki beberapa cabang. Ia mengaku dalam sebulan ia mendapat omzet hingga Rp. 280 juta. Pedagang bakso sukses tersebut mengatakan pantang menyerah ada kunci kesuksesan. - 2. Bakso Jumbo Pendawa Lima Kisah pedagang bakso sukses ini datang dari seorang wanita paruh baya asal Lamongan. Ia adalah Jumiati dari keluarga yang tidak mampu. Oleh karena itu ia sering mendapat bantuan dari pemerintah berupa uang. Kemudian, Jumiati terpikirkan untuk membuka kecil-kecilan dengan berjualan bakso. Ia menabung uang bantuan pemerintah tersebut untuk dijadikan modal. Ia akhirnya berhasil membuat warung bakso pada tahun 2011. Namun, usahanya tidak langsung mulus begitu saja. Bakso dagangan Jumiati kerap tersisa setiap hari karena tidak ada yang beli. Meskipun begitu, Jumiati tidak putus asa, ia terus berjualan hingga pada 2013, usahanya mulai berkembang dan diberi nama Bakso Jumbo Pendawa Lima Bakso dagangannya mulai banyak yang membeli. Dari hasil dagang bakso tersebut Jumiati mendapat banyak penghasilan. Bahkan kini ia bisa memperkerjakan 3 karyawan di warung baksonya. Ia juga telah mengajukan gradasi untuk tidak lagi menerima bantuan. - 3. Bakso Bejo Bukan di Indonesia, pedagang bakso sukses ini menjajakan bakso dagangannya di Korea Selatan. Orang Indonesia yang berhasil menjadi juragan bakso di Korea ada Subandi. Ia menceritakan bahwa awalnya ia hanya sebagai TKI. Kemudian ia terpikirkan untuk berjualan bakso dengan nama Bakso Bejo yang berada di Pocheon, Korea Selatan. Bahkan tempat makan baksonya tersebut selalu ramai oleh pengunjung. Bukan hanya orang Indonesia yang tinggal di sana saja, tetapi banyak orang Korea yang juga tertarik untuk mencicipi bakso tersebut. Subandi juga melayani pengiriman bakso untuk restoran lainnya di Korea. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan satu ekor sapi untuk dibuat adonan bakso. Subandi mengaku bahwa dalam sebulan ia bisa mendapat keuntungan sebanyak ratusan juta rupiah. - 4. Bakso Kota Cak Man Penggemar bakso pasti kamu pernah mendengar tempat makan bakso yang dikenal degan sebutan Bakso Kota Cak Man. Gerai bakso tersebut merupakan usaha yang dirintis oleh Abdul Rahman Tukiman asal Trenggalek, Jawa Timur. Kisah dirinya sebagai pedagang bakso sukses ini banyak menarik perhatian dan menginspirasi banyak orang. Awalnya pria tersebut berniat untuk merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Kemudian ia ditawarkan oleh seorang juragan bakso untuk membantunya bekerja di daerah Malang. Tanpa pikir panjang tawaran tersebut pun langsung diambil oleh Tukiman. Ia ditugasi untuk memasak bakso dan mencuci peralatan saja. Kemudian ia meminta kepada bosnya untuk ikut berdagang. Setelah itu ia pun memilih untuk membuka usahanya sendiri dengan modal yang digunakan dari gajinya sebagai pelayan bakso. Usaha bakso tersebut kemudian berkembang pesat hingga banyak dikenal orang seperti sekarang. - 5. Bakso Titoti Siapa yang tak kenal dengan Bakso Titoti? Bakso khas Wonogiri tersebut sangat populer khususnya di kalangan pencinta bakso. Bakso Wonogiri merupakan usaha yang dirintis oleh seorang pria dari Wonogiri bernama Slamet Riyanto. Awalnya ia hanya berjualan bakso dengan cara dipikul, kemudian usahanya berkembang dengan menggunakan gerobak dorong. Dengan usahanya yang terus membara tanpa pantang menyerah, dagangan baksonya itu semakin berkembang pesat. Hingga akhirnya ia berhasil membuka warung makan bakso dengan nama Bakso Titoti. Berkat usahanya tersebut, kini ia memiliki kurang lebih cabang yang tersebar di Jakarta, dan dua di antaranya berada di Wonogiri. Salah satunya yang berada di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di sana tersedia berbagai varian bakso mulai dari bakso urat, telur hingga bakso polos. Uniknya, bakso Titoti diberi tambahan berupa kikil dtc/smol - aa Editor Arifin Tags Terkini
KisahJatuh Bangun Dari Seorang Pemandu Wisata Di Maumere. Salah satu zona yang terdampak pandemi Covid- 19 merupakan pariwisata. Kebijakan PPKM dari Tingkat 1 sampai 4 membuat beberapa posisi wisata terpaksa tidak dapat beroperasi. Akibatnya, banyak para pemandu wisata di wilayah tersebut kehabisan pekerjaan, sebab tidak terdapat turis yang
Oke, ini tulisan pertama ane di blog ini. Tulisan inin berkisah mengenai kisah seorang pedagang yang cukup saya kenal. Pedagang ini sudah memulai usahanya sekitar tahun 1989. Sebut saja namanya Pak Hafizh Hahahaha. Oke langsung saja kita mulai. Eng..Ing..Eng......! Pak Hafizh ini berlatang belakang sebagai anak dari seorang Ayah yang kaya raya pada saat itu, keluarganya cukup disegani dari dulu hingga sekarang. Ibu beliau sudah meninggal pada saat beliau masin anak-anak, ya sekitar kelas 6 SD. Semenjak itu, kehidupan beliau hancur, bisa dimaklumi bagaimana anak ditinggal seorang oleh seorang Ibu yang dicintainya. Kehidupan beliau mulai tak memiliki arah, bisa dikatakan sebagai anak yang nakal. Memiliki ibu tiri yang tidak mencintainya, memiliki ayah yang tidak terlalu memberikan perhatiaannya, serta memiliki harta yang tak pernah bisa disentuhnya. Singkat cerita beliau memiliki saudara kandung dan tiri belasan orang. Banyaaak hahaha Ketika beliau tamat SMA, beliau ingin kuliah di salah satu universitas negeri di kampung halaman beliau. Ketika semua temannya memiliki lebih dari satu formulir pendaftaran, beliau hanya memiliki 1 formulir. Dan ga lulus akhirnya, sementara teman-teman beliau berhasil masuk kuliah di universitas tersebut. Maklum ayah beliau tidak terlalu memperhatikannya. Selain itu, nilai beliau selama bersekolah juga tidak terlalu bagus. Beliau tidak berhasil kuliah, namun beliau bercita-cita menjadi seorang polisi seperti kakak laki-laki beliau. Namun, ayah beliau melarang beliau untuk masuk Polisi, ayah beliau melah meminta beliau untuk menjadi seorang pedagang saja. Karena menurut ayah beliau, Pak hafizh memiliki naluri bisnis yang sangat baik. Yah memang pak hafizh tak terlalu diperhatikan, namun Pak Hafizh selalu diajarkan oleh ayah beliau bagaimana cara menjalani bisnis, dan cara berdagang yang baik. Kehidupan yang keras mengajarkan beliau bagaimana menjalani hidup hingga sekarang ” Oke, akhirnya beliau menikah dengan seorang wanita yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah ibu beliau. Wanita inilah yang bisa merubah hidup dari Pak Hafizh. Kalau boleh jujur Pak Hafizh dulunya jarang beribadah, semenjak menikah Pak Hafizh sedikir demi sedikit mulai rajin dalam beribadah. Maklum wanita ini memiliki latar belajang agama yang kuat. Meski pernikahan mereka banyak ditentang oleh keluarga si wanita, karena Pak Hafizh terkenal sangat nakal dan ayah pak hafizh yang palyboy hahaha, keluarga istri paka hafizh takut nantinya pak hafizh juga ikutan palyboy. AHAHAHAH. Tahun 1988 beliau hijrah ke salah satu daerah yang memiliki pasar yang cukup hebat dulunya, sekarng sudah tidak lagi. Beliau mulai berdagang bersama istrinya dengan menggunakan gerobak, membawa barang dagangannya ke pasar pagi-pagi hingga malam hari. Beliau hanya diberikan modal oleh ayahnya sebuah vespa, kemudian beliau menjualnya untuk dijadikan modal untuk berdagang. Beliau tidak meminta lebih kepada ayahnya yang terkenal sangat disiplin dan keras. Disitulah awal kehidupan berdagang dari Pak Hafizh, dimulai dari menjajahkan sebuah gerobak menjajahkan dagangan untuk mencari sesuap makanan. Ketika saya tanya rumahnya, beliau hanya tinggal dirumah yang berdindingkan kayu, beratapkan dedaunan, lantai yang terbuat dari papan. Beliau tidur di atas lipatan kardus, bantal dari gulungan tali. Mandi dengan menggunakan air yang sangat keruh. Sejenak saya berpikir, bagaimana mungkin beliau hidup seperti itu sedangkan ayah beliau sangat kaya raya. Akhirnya setelah beberapa waktu beliau bisa menyewa sebuah warung kecil-kecilan dimana beliau tinggal di belakang warung tersebut. Saat itu beliau selalu dibantu berdagang oleh saudara istrinya saat berdagang, kadang-kadang istri beliau memberikan uang jajan kepada saudaranya tanpa sepengetahuan pak Hafizh saat itu. Tahun 1991 lahirlah anak pertama beliau, dan tahun 1992 lahirlah anak kedua beliau di istana gubuk beliau. Saat anaknya lahir, Pak Hafizh menangis pertama kalinya di depan istrinya, yah itulah pengakuan dari Istri beliau. Romantis yah Pak Hafizh punya satu prinsip yang sangat saya kagumi, bagaimanapun keadaan keuangan beliau, beliau tidak menginginkan makanan yang tidak bergizi untuk keluarganya. Oke singkat cerita, Tahun 1994 beliau memberanikan diri pindah ke salah satu ibukota kabupaten tempat beliau dilahirkan, menyewa sebuah ruko yang terbilang besar, padahal beliau tidak memiliki uang yang cukup untuk menyewanya. Beliau terinspirasi dari kakak iparnya yang sudah cukup sukses berdagang disana. Hidup beliau sedikir membaik, tidak kurang dan tidak lebih. Tahun 1996 lahirlah anak ketiga beliau, entah kenapa anak ketiga ini membawa kehidupan yang lebih baik bagi keluarga Pak Hafizh, beliau sudah memiliki langganan yang cukup banyak. Masih ingat krismon tahun 1998 dan 1999? Yah saat itu beliau berkeyakinan bahwa tahun berikutnya harga properti akan naik. Beliau membeli dua tanah, satu untuk membangun ruko untuk disewakan, satu untuk membangun rumah yang beliau tinggali sekarang. Ane kagum melihat insting buaya beliau yang sangat jeli, bagaimana beliau memiliki rumah yang besar dan ruko saat awalnya beliau hidup dalam kesusahan. Setelah membangun ruko dan rumah, beliau sudah tidak memiliki uang beliau, beliau menjalani hidup seperti biasanya, tak kurang dan tak lebih. Awal tahun 2000 beliau mengalami sedikit kompetisi berdagang yang sangat ketat, bayangkan ketika semua pedagang ramai-ramai menetapkan harga yang murah, beliau tetap beusaha mempertahankan harga. Bagi beliau, dalam berdagang yang dicari adalah uang, kalau pelanggan banyak, untuk Cuma 500 buat apa? Lebih baik 1 namun untung 5000. Wah benar juga. Untuk menghadapinya beliau membeli dua mobil secara kredit, satu mobil pribadi, dan satu mobil bak untuk menjajahkan dagangan ke daerah tertentu. Beliau berangkat dari siang hingga malam hari bergadang dengan menggunakan mobil ke suatu desa, dan istrinya yang manjaga toko. Hingga 2-3 tahun kehidupan beliau seperti itu, kemudian beliau sadar, beratnya usaha beliau saat itu tidak menghasilkan apa-apa, hanya cukup untuk makan. Bagi beliau itulah periode terberat beliau saat pindah. Tahun 2006 alhamdulillan beliau bisa berangkat haji bersama istrinya, dengan berat hati meninggalkan anak-anaknya. Saat beliau naik haji, anak-anaknya lah yang menjalankan usahanya. Semenjak anaknya masih kecil beliau sudah mengajarkan kepada anaknya bagaimana cara berdagang, mungkin masa kecil anaknya tidak bahagia hahaha bayangkan dari shubuh sudah harus membantu orang tuanya, dan sama sekali tidak memiliki waktu untuk menonton acara kartun kesukaannya. Begitulah cara beliau mendidik anaknya, sangat disiplin dalam segala aspek. Usaha beliau mengalami puncaknya setelah beliau naik haji, yah kira-kira omsetnya sekitar 500an juta tiap bulannya. Saat itu beliau mulai membeli tanah untuk dibangun ruko yang akan disewakan, hingga sekarang. Beliau tak pernah ingin hidup dalam kemewahan, tak pernah pakaian mahal yang dikenakannya, kata istri beliau semua dipersiapkan untuk anak-anaknya kelak. Sekarang kehidupan beliau berjalan dengan tenang, saat semua pedagang buka dari pagi hari dan tutup saat malam hari. Beliau mulai berdagang pada pukul dan tutup lagi pukul buka lagi pukul dan tutup lagi pukul Hanya 5,5 jam beliau berdagang, bagi beliau semuanya sudah tercukupi, beliau bersyukur atas apa yang diterimanya. Beliau hanya menikmati apa yang ada, anak pertama beliau sudah lulus S2, dua yang lainnya dalam perjalanan menyelesaikan S1. Bayangkan beliau hanya lulus SMA, bisa menyekolahkan anaknya hingga sejauh ini. Beliau tak pernah lagi merasakan kekurangan, ketika semua pedagang melakukan peminjaman sebagai modal untuk berdagang, namun tidak bagi beliau. Beliau mampu melayani konsumennya seperti keluarga sendiri, memberikan bantuan jika mereka mengalami kesusahan. Strategi beliau dululah yang membuat beliau seperti saat ini, beliau sadar bahwa kredit dalam bentuk apapun itu berbahaya. Beliau selalu memanfaatkan uang yang ada dengan investasi pada tanah dan ruko. Sehingga hasilnya dapat dituai di masa yang akan datang. Satu hal lagi yang saya ambil pelajaran dari beliau, usaha tanpa mendekatkan diri kepada pemilik kekayaan itu percuma dan sia-sia. Beliau sangat berterimakasih kepada Allah, istrinya, anak-anaknya, dan kepada ayah beliau yang sudah memberikan kehidupan yang disiplin di masa lalu. Terakhir saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana anaknya nanti mampu melebihi pencapaian ayahnya, dan bagaimana mereka membalas kebaikan orang tuanya?